Setahun lalu, Mas Saptuari Sugiharto menulis pada FB (13 Desember 2018):
Saya menahan airmata ketika kemarin bertamu ke rumah Dewa Eka Prayoga
di Bandung Timur, dia mencium tangan saya sebelum saya memeluknya.
Badannya tampak kurus, dua bulan di rumah sakit menggerogoti badannya
yang kekar, dari 84 kilo turun hingga 55 kilo ketika asupan makanan
hanya bisa lewat selang yang dimasukkan lewat hidungnya masuk ke
lambungnya.
Ketika di seminar kemarin dia begitu lincah, berlari dan
bicara lantang sambil menuliskan ilmu marketingnya dengan spidol besar
di panggung. Sekarang badannya terkulai dalam masa pemulihan usai GBS
menyerang tubuhnya, sistem kekebalan tubuh yang menyerang syarafnya
hingga berhari-hari terkulai antara hidup dan mati di ICU, penyakit
langka yang hanya menyerang 1 dari 40.000 orang setiap tahunnya. Dan
kali ini pasti ALLAH punya skenario indah kenapa Dewa yang terpilih
mengalaminya.
Lahir sebagai anak tunggal 21 April 1991, lalu
menjadi anak yatim sejak umur 5 tahun, Dewa kecil tumbuh menjadi anak
yang mandiri. Tidak ada ayah yang melindungi, Dewa kecil belajar tentang
hidup dari orang-orang yang dia kenal di kampung asalnya Sukabumi.
Sempat kuliah di UPI Bandung dan memulai berwirausaha sejak kuliah tahun
pertama. Berbagai usaha dia tekuni dari kuliner, event organizer,
pelatihan motivasi hingga bimbingan belajar... dia mengajar di sana
awalnya, sampai bimbel itu bisa dibelinya.
Sebuah tawaran
bisnis investasi pengadaan komputer kantor menggiurkan, Dewa diajak
rekannya untuk mencari investor, selama delapan bulan Dewa bisa
menghimpun dana dari ratusan orang. Ketika uang yang disetor sudah
mencapai 7,7 Milyar rekan bisnisnya tiba-tiba menghilang. Para investor
langsung mengejar Dewa agar uangnya kembali. Berbagai ancaman dia terima
sampai rumah ibunya di Sukabumi pun diancam dibakar. Namanya begitu
tercemar dan jadi bahan omongan dari para tetangga, sampai ibunya
mengadakan yasinan untuk mendoakan dan mengklarifikasi kejadian sesungguhnya kepada para tetangga.
"Saya ini juga korban mas, mereka gak mau tau karena nganggap saya yang
memiliki investasi itu. Sejak itu saya bolak balik ke Polda Jabar
sebagai saksi dan pelapor tentang kasus penipuan ini. Saya bisa
membuktikan bahwa tidak ada aliran dana yang masuk ke rekening saya
pribadi, semua dibawa kabur oleh mitra bisnis saya itu.." cerita Dewa
beberapa waktu lalu.
"Berapa jumlahnya yang harus kamu tanggung?"
"Sekitar 7,7 Milyar mas... saya pasang badan dan berjanji untuk
mengembalikan uangnya kepada seluruh investor yang pernah saya ajak.
Entah uang dari mana, tapi saya akan berusaha keras untuk
mengembalikanny a, walaupun tidak ada yang saya ambil.."
Gendeng! Gak sembarang orang mau mengambil resiko seperti itu, sudah
ditipu dan menanggung malu malah sekarang menjadi tameng untuk si
penipu.
Ketika awal 2016 lalu saya mampir ke kantornya, dewa
menunjukkan catatan di HPnya, berapa sisa uang yang harus dia
kembalikan. Tiap bulan dia sudah memiliki catatan nama-nama orang orang
akan dikembalikan uangnya.
"Insya ALLAH 2018 saya bisa mengembalikan semua tanggungan saya mas, semoga ALLAH memampukannya."
Pasti pahiiit sekali mengalami itu, lebih dramatis lagi kejadian
bangkrutnya itu hanya dua minggu usai dia menikah muda di usia 21 tahun,
adalah Wiwin Supiyah
teman kuliah dan dan teman kerja di bimbingan belajar yang dulu dia
kelola terpilih menjadi istrinya. Setahun kemudian anak mereka lahir,
ketika itu Dewa di titik terendah dalam usahanya, uang di dompet hanya
tersisa 7000 saja, sampai para tetangga di kosnya berkomentar, "Itu
anaknya apa gak kasihan hanya tidur diatas kasur tipis di lantai, dingin
atuuh!"
"Habis gimana lagi, memang kami gak punya uang lagi, buat beli kasur saja kami tidak mampu."
Kuliahnya di UPI Bandung pun yang sudah semester 7 terpaksa tidak dilanjutkan karena ketiadaan biaya itu.
Pertemuan dengan pak Heppy Trenggono yang menyuntik semangatnya untuk
bangkit, beliau juga pernah bangkrut dengan utang puluhan milyar namun
bisa bangkit kembali.
Sahabatnya Mirza G. Indralaksana yang terus mendampinginya, tercetus ide untuk membuat buku berisi kisah dan pengalaman jatuh bangunnya dalam usaha. Lahirlah buku "7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula" yang dijual dengan sistem pre
order, dijual online tanpa lewat toko buku ternyata malah sambutannya
luar biasa! Buku itu larisss! Saya dulu juga membelinya, buku itu yang
menjadi jembatan saya mengenalnya. Buku itu menjadi pembuka jalan
kebangkitan Dewa setelah buku pertamanya "7 Langkah Dashyat Menggenggam
Masa Depan" tidak dapat respon bagus.
Dengan sistem jualan
online dan reseller itulah, buku-buku tulisan Dewa meledak di pasaran,
diburu oleh ribuan orang yang haus ilmu, testimoni masuk dari banyak
orang ketika omzet mereka melejit setelah mempraktekkan ilmunya Dewa.
Berikut ini beberapa buku yang sudah ditulisnya:
"Tembus Omset 100 Juta Modal BlackBerry"
"Dijamin Penghasilan 10 Juta Per Bulan"
"30 Hari Jago Jualan"
"Dongkrak Omzet Milyaran dengan Tim Penjualan"
"Easy Copywriting"
"Gara-Gara Facebook"
"Jago Jualan"
"Dijamin Penghasilan 10 Juta Per Bulan"
"30 Hari Jago Jualan"
"Dongkrak Omzet Milyaran dengan Tim Penjualan"
"Easy Copywriting"
"Gara-Gara Facebook"
"Jago Jualan"
Di usianya yang ke 25 tahun dia sudah menulis 9 buku!! Wow!!
Dewa adalah pekerja keras! Bersama Mirza sebagai editornya buku-buku
itu lahir. Mereka berdua pernah menginap di rumah saya di Jogja, dari
pagi hingga malam mereka berdua sibuk mengedit buku yang akan terbit,
hingga sarapan yang sudah disiapkan tertunda untuk dimakan. Istrinya pun
bercerita kepada saya, ketika mengejar buku baru kadang Dewa hingga
seminggu hanya di dalam kamar untuk fokus menulis. Semua ilmu dia
tumpahkan dalam setiap ketikan, lelah tak terasa, sampai sakit itu
menjadi alarm untuk tubuhnya.
Group Facebook: "Belajar
Wirausaha Bareng Saptuari" yang sedang kamu ikuti inipun idenya dari
Dewa. Dalam pertemuan berikutnya di warung saya di Jogja, dia berkata: "Mas Saptu pasti punya banyak ilmu yang belum punya wadah untuk tempat
sharing, kalau lewat twitter sudah gak efektif mas.. terpotong banyak
tulisannya, coba mas pindah ke group facebook. Semua ide dan ilmu yang
selama ini hanya ada di kepala tumpahin di sana, agar jadi ilmu yang
bermanfaat untuk banyak orang. Sayang kalau hanya terpendam di kepala, Mas."
Dari group inilah saya mengajak hijrah ribuan orang dari utang dan riba, sampai kemudian tulisan-tulisan
saya menjadi buku "Kembali Ke Titik Nol" dan "Berani Jadi Taubaters"
yang meledak tanpa saya duga. Saya bekerja sama dengan Billionare Store
milik Dewa untuk menerbitkannya.. . sudah 30.000 lebih buku itu tercetak dan dimiliki oleh para pembaca.
"Saya sudah ngalami Kembali Ke Titik Nol ini mas...," kata Dewa dengan
tersenyum, suaranya yang masih cedal terbata-bata, membuat kami yang ada
di ruangan tamu itu tertawa. Tangannya masih juga tertatih-tatih ketika
mengetik di HPnya....
Engkau pasti bisa bangkit lagi Wa!
Engkau masih dibutuhkan oleh banyak orang di luar sana, yang haus akan ilmu yang kau ajarkan!
Engkau adalah lelaki pejuang!
Yang tegarrr ditempa kerasnya kehidupan!
Bukan tidak mungkin kisahmu kelak akan jadi film penuh inspirasi untuk jutaan orang yang diputar di bioskop-bioskop terdepan....
Yang tegarrr ditempa kerasnya kehidupan!
Bukan tidak mungkin kisahmu kelak akan jadi film penuh inspirasi untuk jutaan orang yang diputar di bioskop-bioskop
Dalam kereta perjalanan saya kembali ke Jogja, saya membaca tulisan Dewa di channel telegramnya... saya tertegun, inilah visi yang diajarkan Nabi yang sedang ingin Dewa capai dalam episode kehidupan berikutnya: "Khairunnas anfa`uhum linnas" (Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesamanya).
Harta dunia hanya sementara,
tabungan untuk akherat itulah yang akan diperjuangkanny a....
tabungan untuk akherat itulah yang akan diperjuangkanny
Selamat datang kembali Wa!!
@Saptuari
* * * * *
Hari ini (13 Desember 2018), Mas Dewa Eka Prayoga menulis di FB-nya:
Hari ini (13 Desember 2018), Mas Dewa Eka Prayoga menulis di FB-nya:
Beberapa hari lalu, mobil Saya tiba-tiba keserempet motor. Padahal
nyetirnya udah nyantai banget dan on the track, eh tapi tetep aja jadi
yang disalahkan. Saya minta maaf...
Beberapa bulan lalu, tim Saya
melakukan kesalahan dan harus ganti rugi lebih dari 100 juta rupiah.
Padahal secara personal bukan kesalahan Saya, tapi karena dia tim Saya,
dan menjadi tanggung jawab Saya, ya dibayar. Saya minta maaf...
Beberapa tahun lalu, Saya kena tipu miliaran rupiah, yang Rp 7,7 miliar
itu. Anda pun udah sering denger ceritanya. Padahal bukan Saya
pelakunya, tapi orang-orang nyalahin Saya. Alhasil, Saya ganti semua
kerugiannya. Saya cicil 5 tahun sampai lunas. Saya minta maaf...
Dan kemarin...
Tim EO (panitia) yang ngundang Saya ke Surabaya, secara tak sengaja
melakukan kesalahan, karena menggunakan judul "Magnet Rezeki" yang
notabene melekat kuat dengan materinya Ust. Nasrullah, salah satu guru
Saya juga.
Lalu di grup trainer langsung rame membicarakan terkait hal ini. Kang Tendi Murti pun selaku partner Saya yang juga CTMR kena tegur. Padahal bukan Saya yang ngasih judul acaranya, tapi Saya minta maaf...
Intinya, sekuat apapun kita menghindari kesalahan, suatu saat akan ada
saja kesalahan yang ditimpakan ke kita dan kena getahnya.
Mungkin karena kita banyak dosa.
Mungkin karena kita banyak maksiat.
Mungkin karena kita banyak maksiat.
Dan Saya pun mengakui akan hal itu.
Mungkin ini ujian.
Mungkin ini peringatan.
Atau mungkin ini azab.
Mungkin ini peringatan.
Atau mungkin ini azab.
Astagfirullah... 😭
Harus banyak-banyak istighfar dan taubat.
Harus banyak-banyak istighfar dan taubat.
...
* * * * *
Gambar dari pencarian Google
Posting Komentar Blogger Facebook