Pak Prie GS menulis di status FB-nya:
Tak Semua Ceramah Saya Sukses dan Keberanian Menjalani yang tak Sukses itulah Sukses
Walau telah lebih dari setengah hidup saya habis di panggung ceramah tetapi tak berarti dunia ceramah adalah dunia mudah. Walau saya mengerti public speaking dan bahkan mengajar public speaking tetapi sering sekali ilmu ini tak berlaku. Ilmu ini tak akan kuat melawan hujan deras saat saya berceramah di udara terbuka. Begitu saya baru berangkat bicara hujan tiba dan penonton bubar.
Ilmu ini juga tak berdaya di hadapan listrik mati. Saat kegelapan datang yang dibutuhkan publik bukan kotbah tapi cahaya. Pembicara paling berbakat pun akan mati kutu jika pendengarnya tak ada. Anda tak bisa memukau pendengar yang pada dasarnya bukan pendengar Anda. Anda hanya bisa menjadi seorang profesional tetapi menaklukkan jagat raya bukan tugas Anda. Saya berkali-kali mengalami soal ini. Frutrasi pada awalnya, sedih pada perkembangannya dan menerima pada akhirnya. Jika hal ini sedang terjadi berikut adalah terapi yang saya lakukan:
Walau telah lebih dari setengah hidup saya habis di panggung ceramah tetapi tak berarti dunia ceramah adalah dunia mudah. Walau saya mengerti public speaking dan bahkan mengajar public speaking tetapi sering sekali ilmu ini tak berlaku. Ilmu ini tak akan kuat melawan hujan deras saat saya berceramah di udara terbuka. Begitu saya baru berangkat bicara hujan tiba dan penonton bubar.
Ilmu ini juga tak berdaya di hadapan listrik mati. Saat kegelapan datang yang dibutuhkan publik bukan kotbah tapi cahaya. Pembicara paling berbakat pun akan mati kutu jika pendengarnya tak ada. Anda tak bisa memukau pendengar yang pada dasarnya bukan pendengar Anda. Anda hanya bisa menjadi seorang profesional tetapi menaklukkan jagat raya bukan tugas Anda. Saya berkali-kali mengalami soal ini. Frutrasi pada awalnya, sedih pada perkembangannya dan menerima pada akhirnya. Jika hal ini sedang terjadi berikut adalah terapi yang saya lakukan:
1. Kalau Anda suami dan bapak seperti saya makin sayangilah keluarga justru di saat Anda sedang butuh mereka sayangi. Hiburlah mereka justru saat Anda sangat butuh dihibur. Peluklah mereka dan tertawalah lebar dan mengakulah betapa remuk redam pekerjaan Anda. Pengakuan ini bukan omelan, bukan kemarahan melainkan sebuah penerimaan dan nyaris sebagai olok-olok pada diri sendiri. Keluarga Anda sedang sangat ikut bersedih. Jangan buat mereka tambah sedih oleh kesedihan Anda.
2. Jika saya sedang gagal dalam bekerja itulah saat saya tak boleh angkuh pada ceramah-ceramah sukses saya. Baru terlihat kemudian betapa sukses itu hampir tigaperempatnya bersisi soal-soal yang bukan saya. Ada begitu banyak tangan yang menjadi mata rantai dengan saya hanya sebagai bagian di antaranya. Bagian kecil malah. Maka ketika mata rantai itu sedang tak lengkap, faktor saya ini tak banyak artinya. Sudut pandang ini penting sekali untuk tenang di setiap keadaan yang ternyata bukan Anda sebagai pengendalinya.
*Gambar dari pencarian Google.
Posting Komentar Blogger Facebook