Jack Ma (50) tidak pernah menjadi juara di sekolah. Dia berulang kali mengalami penolakan. Dia pernah ditolak masuk universitas. Berulang kali pula dia melamar pekerjaan dan ditolak berbagai perusahaan. Tak seorang pun yakin dengan masa depan Jack Ma. Namun, lelaki kelahiran Hangzhou, Tiongkok, ini tidak pernah menyerah.



Pendiri dan Pemimpin Alibaba.com, perusahaan e-dagang asal Tiongkok, menjadi orang terkaya di Tiongkok setelah penjualan saham perdana Alibaba di bursa Amerika Serikat mencatat rekor 25 miliar dollar AS pada September 2014. Dia menjadi orang Tiongkok daratan pertama yang masuk dalam daftar orang terkaya dunia versi majalah Forbes. Jack Ma sukses mengumpulkan total kekayaan sebesar US$29,2 miliar atau setara dengan Rp406 triliun hingga akhir 2014 lalu.

Pencapaiannya itu diraih setelah sukses menggelar initial public offering (IPO) Alibaba yang gemilang pada September 2014 silam. Jack Ma tercatat sukses menambah kekayaannya hingga 173 persen sepanjang 2014.

Pria yang memiliki nama asli Ma Yun ini lahir pada 10 September 1964 di Hangzhou, China, sebuah kota dengan 2,4 juta orang penduduk dekat Shanghai. Kota ini dikenal karena pemandangannya yang indah dan tanah pertaniannya yang subur.

Orangtuanya bekerja sebagai seorang seniman panggung. Dulu ia sering berkelahi karena teman-temannya sering mengejek ukuran tubuhnya yang kurus.

Pada usia 12 tahun, Jack Ma belajar Bahasa Inggris secara otodidak. Uniknya, ia selalu menyempatkan diri untuk pergi bersepeda selama 40 menit ke sebuah hotel di dekat distrik West Lake Hangzhou agar bisa bertemu turis asing. Ia menawarkan diri menjadi pemandu turis, gratis, hanya untuk berlatih Bahasa Inggris.

Akan tetapi, Jack Ma muda yang pintar berbahasa, ternyata tidak tertarik dengan bidang ilmu pasti. Ia selalu gagal dalam pelajaran matematika. Setelah sempat berkali-kali gagal lolos ujian perguruan tinggi, akhirnya pada 1988 ia diterima di Hangzhou Teachers Institute.

Ditolak 30 perusahaan

Pasca lulus kuliah, Jack Ma lalu mencari pekerjaan dan menurut yang dilansir laman Business Insider, Jack Ma pernah ditolak oleh sekitar 30 perusahaan, termasuk oleh restoran cepat saji populer, Kentucky Fried Chicken (KFC).

Akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi seorang guru Bahasa Inggris dengan bayaran sangat kecil, hanya sekitar US$12 atau sekira Rp163 ribu per bulan.

"Saya mencoba kerja di kantor polisi; mereka bilang, 'kamu tidak bisa'. Saya bahkan melamar ke KFC. Ada 24 orang pelamar. 23 diterima. Saya satu-satunya yang ditolak," kata Ma.

Pada 1995, Jack Ma mencoba peruntungan dengan pergi ke Seattle, Amerika Serikat (AS) untuk bekerja sebagai penerjemah. Di sanalah ia berkenalan dengan internet berkat seorang teman.

Kata temannya, semua hal bisa ditemukan di internet. Namun sayang, saat Jack Ma mencoba mencari informasi terkait negerinya, China, ia tidak menemukan apapun.

Kelahiran Alibaba

Dari sinilah titik balik hidup Jack Ma dimulai. Saat kembali ke China, ia langsung mencoba terjun ke dunia bisnis internet dengan meluncurkan sebuah layanan direktori bisnis online bernama China Pages. Akan tetapi, bisnis internet ternyata tak semudah yang dikira. Jack Ma pun langsung menutup China Pages ketika baru seumur jagung.

Tahun 1999, Jack Ma mengumpulkan 18 orang di apartemennya di Hangzhou untuk menyampaikan visinya membuat sebuah perusahaan e-commerce baru bernama Alibaba.

Ma dan teman-temannya berhasil mengumpulkan dana US$ 60.000 untuk memulai Alibaba. Ma sengaja memilih nama Alibaba karena ia ingin menciptakan sebuah perusahaan global dari awal.

Ma melihat web sebagai masa depan bisnis. Richard Branson dalam situs Virgin.com menyatakan setuju dengan Jack Ma bahwa internet akan menciptakan, bukan menghancurkan, banyak pekerjaan dalam tahun-tahun mendatang. Salah satu tugas paling penting bagi kemanusiaan adalah memberi setiap orang di bumi ini kesempatan untuk terhubung secara online



Terinspirasi oleh kisah-kisah Seribu Satu Malam, Jack Ma kemudian memutuskan menggunakan nama Alibaba untuk perusahaannya yang membuka pintu bagi usaha kecil dan menengah. "Suatu hari, saya di San Francisco dan saya berpikir Alibaba adalah nama yang baik. Alibaba membuka akses untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah," katanya. 

Sejak itu, Alibaba memperluas perusahaan keluarga itu untuk lebih dari 25.000 karyawan. Hal itu diikuti dengan pencapaian terbesar dalam sejarah penjualan saham perdana yang tercatat 25 miliar dollar AS. Untuk memahami besarnya pencapaian ini, Alibaba melayani 100 juta pembeli dalam sehari dan telah menciptakan 40 juta pekerjaan di Tiongkok.

Dan kini, Alibaba sukses menjadi e-commerce terbesar di Asia. Posisinya bahkan kerap kali disandingkan dengn e-Bay. Mereka bahkan baru saja mencetak rekor transaksi online dengan berhasil meraih US$14,3 miliar atau sekira Rp193 triliun dalam satu hari.

Rahasia sukses

Jadi, apa formula rahasia sukses Alibaba dan apa budaya perusahaan yang unik yang mengubah Jack Ma dari seorang guru Bahasa Inggris menjadi godfather pengusaha global asal Tiongkok?

Hidup mengajarkan Ma sejak awal pelajaran tentang kerasnya penolakan. Jack Ma menyebutkan, dia pernah ditolak 30 kali ketika melamar pekerjaan, gagal dalam ujian universitas, ditolak masuk Universitas Harvard, bahkan gagal mendapatkan posisi di KFC.

Dalam pidatonya di Universitas Stanford, Jack Ma mengatakan, "Tak seorang pun mengatakan, saya akan menjadi seorang yang mampu melakukan sesuatu bermakna di masa depan. Saya tidak pernah berpikir akan memiliki masa depan seperti hari ini."

Pengalaman mengalami kegagalan tidak sekadar menjadi bahan bakar yang memompa semangat juangnya. Namun, itu juga membuatnya setia pada visi untuk menciptakan kondisi optimal yang memungkinkan rekan dan karyawan paling dekatnya merasa menjadi bagian nyata dari kehadiran Alibaba. Pentingnya loyalitas dan membangun tim kuat-erat menjadi sentral dalam filosofi bisnisnya. Menurut Joe Tsai, Wakil Pemimpin Alibaba, Jack Ma adalah orang terbuka dan inklusif yang tahu bagaimana untuk berbagi.

Ma sering menanamkan kepada para karyawannya semangat untuk menang, nilai-nilai perusahaan yang kuat, dan keyakinan bahwa bersama-sama mereka dapat melakukan dan menjadi apa pun. "Kami akan membuatnya karena kami masih muda dan kami tidak pernah menyerah," katanya. Itu merupakan kata-kata yang digunakan Jack Ma pada hari-hari awal Alibaba untuk menginspirasi dan mendorong timnya. Pada tahun-tahun keberhasilan berikutnya, Ma menambahkan, "Kami tetap percaya bahwa di masa depan orang-orang normal dapat melakukan hal-hal luar biasa."

Filosofi Jack Ma semuanya tentang hubungan pribadi, juga bagaimana dia merekrut orang. "Jangan mempekerjakan orang yang paling berkualitas, tetapi carilah yang paling gila," katanya tertawa. "Anda membutuhkan orang dengan ide-ide yang berbeda untuk membuat perusahaan ini hidup, bukan orang-orang yes men," ujarnya.

Elemen yang benar-benar unik dari budaya perusahaan Alibaba adalah dampak dari mitos dan legenda novel-novel seni bela diri Tiongkok yang telah menjadi realitas sehari-hari para karyawannya. Jack Ma senang dengan pahlawan-pahlawan kungfu sejak dia masih remaja dan ini membentuk strategi bisnisnya. Dia mentransfer kebajikan dan kekuatan legenda-legenda itu ke dalam dirinya dan karyawannya. Para anggota stafnya bahkan dijuluki dengan karakter novel-novel kungfu. Ini tidak hanya menjadi latihan menyenangkan dalam budaya Alibaba, tetapi juga metode untuk hierarki yang rata. Mereka yang berada di puncak perusahaan disebut dengan julukan mereka. Jack Ma dijuluki sebagai Feng Qingyang yang mengacu pada pemain pedang legendaris yang tertutup, tak terduga, dan agresif.

Mempertahankan visi sebagai jantung dan jiwa perusahaannya, Jack Ma menilai agama melekat pada prinsip "hidup serius dan bekerja dengan senang hati". Dia berperan serta dalam upacara pernikahan massal karyawannya setiap tahun. Dia ingin karyawannya hidup bahagia dan menikmati hidup. 



Satu hal lain yang mengubah Alibaba dari perusahaan start-up sederhana menjadi pemain global adalah tai chi, yang dipandang sebagai bagian penting dari budaya perusahaan dan program kesejahteraan karyawan. Itu merupakan kunci strategi Jack Ma dan filosofi hidupnya. Seni bela diri kuno memanfaatkan dan mengarahkan energi yang dipraktikkan langsung oleh karyawan. Bahkan, ini menjadi bagian penting dalam proses perekrutan.

Jack Ma sendiri adalah master seni bela diri. "Tai chi seperti yin dan yang. Hidup seperti sungai mengalir di arah yang berbeda. Bagaimana cara menyalurkan, melepaskan, mengumpulkan, atau melarutkannya, itu juga cara Anda mengelola perusahaan," katanya.


Sumber: money.id, print.kompas.com 





 
 

Posting Komentar Blogger

 
Top