Kita sering mendengar tentang kisah tentang bangkit dari kegagalan. Puluhan, bahkan mungkin ratusan jumlahnya: Edison, Sanders, dan lain-lain. 

Namun efek kisah tersebut mungkin tidak sedahsyat apabila yang mengalaminya dan menceritakannya adalah orang yang dekat dengan kita, seperti sahabat dan keluarga.

* * * 

Beberapa hari lalu, saya bertemu kawan lama. Teman kuliah. Sebut saja S, berasal dari Sulsel.


Kami mengobrol ngalor-ngidul. Tentang hari-hari yang terlewat; tentang kawan-kawannya, yang juga kawan saya. 

Saya bertanya tentang bisnis yang dijalaninya. Tutup, katanya. Rugi hampir satu miliar rupiah di satu bidang usaha. Adapun total kerugiannya sekitar dua miliar. Ia sekarang kembali menjadi pegawai.

Saya tahu itu bukan jumlah yang sedikit baginya, terlebih bagi saya. Tapi, ia tetap mengenang kisah itu sambil tersenyum ceria

Saya bertanya kepadanya, Kenapa kamu bisa setenang ini, apakah karena adagium "rejeki tidak tertukar" dan semisalnya?

Itu hanya salah satunya, jawabnya. Tapi yang paling penting adalah saya ber-positive thinking, bahwa itu adalah ujian untuk menerima amanah dana yang lebih besar apabila saya lulus, insya Allah. 

Saya pun terkagum...

* * * 

Saya pun jadi teringat pembicaraan dengan seorang senior saya bertahun-tahun lalu. Ketika beliau memutuskan resign dan berwirausaha, tempat usaha beliau terkena musibah kebakaran. 

Alih-alih terpukul, beliau justru berkata positif, Insya Allah sepertinya saya akan untung besar apabila saya bersabar. 

Tak berapa kemudian terjadilah persis apa yang beliau katakan.  

* * * 

Dalam hidup, tentu seringkali terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun respon yang kita berikan adalah faktor penentu kesuksesan selanjutnya... 

So, rise and shine!

Tabik, 
~admin





   




Posting Komentar Blogger

 
Top