Jakarta - Alex Coltuneac
suka sekali begadang. Remaja usia 19 tahun asal Rumania ini bukannya susah
tidur atau imsonia, tapi sedang bekerja. Ia ternyata seorang hacker dan
pekerjaannya adalah, memburu celah keamanan demi mendapatkan uang.
Coltuneac kadang hanya tidur 3 jam semalam. Kali ini dia mencoba menemukan apakah ada celah keamanan di YouTube, yang jika dibiarkan bisa dimanfaatkan hacker yang berniat jahat. Jika menemukan, dia akan melaporkannya ke YouTube dan kemungkinan bakal mendapatkan uang.
Dikutip detikINET dari Wired, dalam 4 tahun terakhir, Coltuneac tekun melakukan hal semacam itu. Ia sudah menemukan bermacam celah keamanan di layanan Google, Facebook, Microsoft, Yahoo, eBay sampai PayPal. Dan setelah melaporkannya, mendapat imbalan tak sedikit dari para raksasa internet itu.
Selain untuk uang, kemampuannya itu bisa menjadi jalan untuk mengejar karir yang bagus di dunia keamanan cyber. Bukan apa-apa, Coltuenac berasal dari Rumania, negara di Eropa Timur, yang lebih terkenal sebagai asal hacker jahat. Namun kini semakin banyak hacker 'putih' seperti dirinya.
Coltuneac kadang hanya tidur 3 jam semalam. Kali ini dia mencoba menemukan apakah ada celah keamanan di YouTube, yang jika dibiarkan bisa dimanfaatkan hacker yang berniat jahat. Jika menemukan, dia akan melaporkannya ke YouTube dan kemungkinan bakal mendapatkan uang.
Dikutip detikINET dari Wired, dalam 4 tahun terakhir, Coltuneac tekun melakukan hal semacam itu. Ia sudah menemukan bermacam celah keamanan di layanan Google, Facebook, Microsoft, Yahoo, eBay sampai PayPal. Dan setelah melaporkannya, mendapat imbalan tak sedikit dari para raksasa internet itu.
Selain untuk uang, kemampuannya itu bisa menjadi jalan untuk mengejar karir yang bagus di dunia keamanan cyber. Bukan apa-apa, Coltuenac berasal dari Rumania, negara di Eropa Timur, yang lebih terkenal sebagai asal hacker jahat. Namun kini semakin banyak hacker 'putih' seperti dirinya.
Coltuneac baru saja masuk universitas jurusan Ilmu Komputer. Dia dibesarkan dari keluarga yang menanamkan nilai keujujuran dan mulai menggunakan komputer dari usia 6 tahun. Pertama, remaja cerdas ini suka main game, namun lama kelamaan Coltuneac menyadari komputer bisa jadi sarana mencari uang.
Dia tumbuh menyaksikan banyak hacker asal Rumania yang memilih menjual celah keamanan yang mereka temukan di black market, sehingga menghasilkan jauh lebih banyak uang daripada Coltuneac. Namun dia tak tergoda menempuh jalan semacam itu.
Beruntung belakangan, semakin banyak saja raksasa internet yang mengadakan program barangsiapa menemukan celah keamanan di layanannya, akan diberi sejumlah uang. Dan biasanya, uang dari mereka cukup besar jumlahnya. Itu yang membuat Coltuneac makin bersemangat. (fyk/ash)
Tampaknya menjadi hacker cukup menjanjikan untuk ditekuni menjadi suatu pekerjaan.
Mungkinkah remaja domestik melakukannya? Sangat mungkin. Berikut kisah domestik remaja hacker yang tak kalah menarik.
Hacker Kembar Ponorogo Bobol Situs Pandi
Sepasang hacker asal Kota Ponorogo, Jawa Timur sukses menjebol situs Pengelola Nama Domain Indonesia atau Pandi. Uniknya, peretas tersebut adalah kembar bersaudara yang berstatus siswa Kejar Paket C. Seperti apa?
Sepasang bocah kembar tersebut berasal dari Dusun Ploso Jenar, Desa
Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupatem Ponorogo, Jawa Timur. Berinisial DBR dan
ABR, keduanya kelahiran 1994 atau saat ini berusia 16 tahun.
Menurut pengakuan sang ayah, Didik, kondisinya kejiwaan kedua anaknya tersebut kurang normal, karena sejak kecil sering kena bully oleh teman-temannya, yang menyebabkan keduanya menjadi pendiam dan cenderung menyepi dengan dunianya sendiri.
Menurut pengakuan sang ayah, Didik, kondisinya kejiwaan kedua anaknya tersebut kurang normal, karena sejak kecil sering kena bully oleh teman-temannya, yang menyebabkan keduanya menjadi pendiam dan cenderung menyepi dengan dunianya sendiri.
DBR dan ABR ditengarai masuk ke sistem Pandi pada tahun 2010. Sejak saat
itu, sepasang bocah kembar ini mulai meretas situs penyedia domain Apapun.id tersebut.
Pasca setahun kemudian, Pandi merasa sistem keamanannya rusak. Lalu, melapor
ke cyber crime Kementerian Komunikasi dan Informatika, lalui proses
penyelidikan, tahun 2013 silam, DBR dan ABR diciduk dan kini tengah jalani
proses persidangan di Pengadilan Negeri Ponorogo.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana duet kembar 16 tahun berhasil meretas
situs Pandi? Mengutip Tribun News, kuasa hukum DBR dan ABR, Mohammad
Pradhipta Erfandhiarta SH berucap, keduanya hanya memanfaatkan fasilitas gratis
dari Mozilla.
Pradhipta melanjutkan, DBR dan ABR memang masuk ke sistem Pandi namun tidak merusak. Mereka hanya menduplikasi nama domain dan diaktifkan secara ilegal tetapi tidak dikomersilkan (dijual).
Pradhipta melanjutkan, DBR dan ABR memang masuk ke sistem Pandi namun tidak merusak. Mereka hanya menduplikasi nama domain dan diaktifkan secara ilegal tetapi tidak dikomersilkan (dijual).
Yang lebih membuat takjub, dua bocah 16 tahun ini tidak menempuh pendidikan
formal. Keduanya baru saja menyelesaikan Ujian Nasional di pendidikan informal
Kejar Paket C.
Posting Komentar Blogger Facebook